Cacat fisik ternyata tak jadi halangan bagi Muhamad Asroel untuk berprofesi sebagai pelukis di Ubud, Bali, sejak 2005 silam. Pemuda asal Jember, Jawa Timur, ini tetap berkarya meski tak memiliki tangan dan hanya dikaruniai satu kaki. Asroel bahkan sanggup bertahan hidup dengan profesinya tersebut.
Sehari-hari, Asroel tinggal di kamar kosnya di Banjar Kedewatan, Ubud. Melukis adalah rutinitas yang dilakoni seorang diri. Asroel biasanya menjepit kuas lukis di antara jari kaki kanan. Satu lukisan beraliran surealis mampu dia selesaikan dalam waktu satu pekan.
Bakat melukis Asroel terlihat sejak kecil dan saat tamat sekolah menengah atas ia merantau ke Yogyakarta. Putra pasangan Asbi Kinoh dan Serani ini lalu bekerja sebagai pelukis jalanan. Setelah beberapa tahun di Yogyakarta, Asroel mengadu nasib ke Bali dan bertemu seorang turis Australia yang memberinya modal usaha lukis.
Kini, Asroel sanggup menghidupi seorang istri dan satu anak dari hasil lukisnya. Hasil karya Asroel dihargai berkisar Rp 1 juta hingga Rp 15 juta. Lukisan Asroel banyak diminati para kolektor seni asal Eropa.(IKA/Putu Setiawan)
===
Amanahkan kebutuhan Kaki Palsu / Kaki Tiruan / Prostesis Bapak Ibu pada Profesional Ortotis Prostetis yang Memiliki Surat Ijin Praktik (SIPOP) maupun Surat Ijin Kerja (SIKOP). Sesuai dengan PERMENKES NO 22 TAHUN 2013. Dengan memiliki SIPOP atau SIKOP, berarti Profesional tersebut benar benar berkompeten dan berwenang karena :
1.Telah menempuh pendidikan formal Ortotik Prostetik D3 maupun Sarjana Terapan.
2.Lolos Uji Kompetensi.
3.Terdaftar secara resmi sebagai Tenaga Kesehatan Republik Indonesia dibuktikan dengan kepemilikan STR.
4.Memiliki tempat praktik maupun tempat kerja untuk melayani Bapak Ibu secara Profesional.