Getun Tri Aena, terlahir tanpa tangan namun tetap mengukir prestasi. Seorang gadis kecil terlihat bersemangat saat mengikuti pelajaran di kelasnya, namun ada yang membuatnya berbeda dari anak-anak lainnya. Ia tidak menulis semua pelajaran di bukunya menggunakan tangan, melainkan dengan jemari-jemari kakinya.
Getun, begitulah ia disapa. Gadis kecil yang penuh ceria bernama lengkap Getun Tri Aena . Meski baru berumur 11 tahun, tapi kemandiriannya melebihi anak-anak seumurannya. Terlebih lagi dengan kekurangan fisiknya yang tak mempunyai dua lengannya sejak lahir. Getun Tri Aena hanya lah anak dari seorang buruh tani dan penjual kue.
Gadis yang tinggal di desa Clapar, Banjarnegara, Jawa Tengah, ini memang terbiasa dilatih hidup mandiri sejak kecil oleh ibunya. Sejak kecil, Getun sering diajak ibunya berbelanja ke pasar. Getun membawa belanjaannya dengan dicapitkan ke dagu. Getun juga bisa melakukan pekerjaan rumah untuk membantunya ibunya layaknya anak-anak lain. Seperti mencuci piring, memotong sayuran, sampai mengoperasikan telepon genggam dan bermain keyboard.
Di sekolahnya, meski Getun terlihat kesulitan menulis dengan kakinya, tapi Getun tak pernah patah semangat. Getun justru menjadi salah satu anak-anak paling cerdas di sekolahnya. Getun bahkan sering mendapat ranking 1 di kelasnya. Getun juga ditempatkan sebagai pemain organ di grup rebana di sekolahnya. Bakatnya seninya memang sudah terlihat sejak kecil. Selain bisa bermain organ, Getun juga pandai bernyanyi. Tak heran jika Getun kerap diundang di acara-acara di desanya untuk meringankan beban ibunya. Getun sering berkata kepada ibunya kalau ia ingin menjadi seorang musisi nantinya.
Dengan segudang prestasi yang Getun miliki. Getun menunjukan kepada semua orang bahwa kekurangan fisiknya bukan hal yang bisa menghalanginya menjadi anak yang berprestasi. Jika ada anak lain yang mengejek kekurangan fisiknya. Getun hanya tersenyum dan berbalik bertanya bagaimana jika orang lain yang tidak mempunyai tangan.
Di rumah, Getun termasuk anak yang mandiri. Bungsu dari tiga bersaudara dari pasangan Suwandi dan Sarinem ini juga tidak mau merepotkan orang lain. Getun Tri Aena selalu berusaha melakukan hal-hal pribadinya sendiri, seperti memakai pakaian.
Saat ibunya melahirkan Mei 2002 lalu, ibunya terkejut dengan kekurangan fisik yang ada di dirinya. Ibunya hanya pasrah, dan memberi nama getun yang berarti penyesalan. Namun kini sang ibu justru bangga pada anak bungsunya itu. Dan Getun bukanlah sebuah penyesalan.
=====
Amanahkan kebutuhan Kaki Palsu / Kaki Tiruan / Prostesis Bapak Ibu pada Profesional Ortotis Prostetis yang Memiliki Surat Ijin Praktik (SIPOP) maupun Surat Ijin Kerja (SIKOP).
Sesuai dengan PERMENKES NO 22 TAHUN 2013.
Dengan memiliki SIPOP atau SIKOP, berarti Profesional tersebut benar benar berkompeten dan berwenang karena :
1. Telah menempuh pendidikan formal Ortotik Prostetik D3 maupun Sarjana Terapan.
2. Lolos Uji Kompetensi.
3. Terdaftar secara resmi sebagai Tenaga Kesehatan Republik Indonesia dibuktikan dengan kepemilikan STR.
4. Memiliki tempat praktik maupun tempat kerja untuk melayani Bapak Ibu secara Profesional
Kami siap melayani secara Profesional.
SIPOP : 010/SIPOP/33.11/XI/2017
Konsultasi gratis : 081327721518