Pria kelahiran Bogor, Jawa Barat, 11 Agustus 1989 ini memang sejak kecil dilatih ayahnya, Asrul bermain bola. Dan, dia juga ingin terkenal seperti gelandang Timnas Sepakbola Indonesia. Sayangnya, keinginnan itu kandas tatkala Djunaidi Abdillah terjatuh pada usia 10 tahun yang mengakibatkan tangan kanannya patah.
“Waktu itu tulang tangan kanan saya patah sampai keuar menembus kulit dan sempat dibawa ke pengobatan tradisional. Mungkin tulang yang keluar itu tidak steril membersihkannya berakibat infeksi tulang sumsum sehingga terpaksa harus diamputasi,” Ujar Junaidi.
Keinginan menjadi pemain timnas sepakbola Indonesia itu terwujud tatkala Perkumpulan Sepakbola Amputasi Indonesia (PSAI) resmi berdiri tahun 2018. Djunaidi Abdillah termasuk salah satu pendiri PSAI.
“Saya itu termasuk salah satu pendiri PSAI. Makanya, saya senang dan bangga bisa mewujudkan impian almarhum bapak bisa memperkuat Timnas Sepakbola Amputasi Indonesia dan tampil di Piala Dunia,” ujarnya.
Aksi Junaidi Abdillah dalam menyelamatkan gawang Indonesia patut mendapat pujian. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bertugas di Kementerian Hukum dan Hak Azasi Manusia (Kemenkumham) ini cukup berani dalam aksinya dalam mengamankan gawang.
===
Amanahkan kebutuhan Kaki Palsu / Kaki Tiruan / Prostesis Bapak Ibu pada Profesional Ortotis Prostetis yang Memiliki Surat Ijin Praktik (SIPOP) maupun Surat Ijin Kerja (SIKOP). Sesuai dengan PERMENKES NO 22 TAHUN 2013. Dengan memiliki SIPOP atau SIKOP, berarti Profesional tersebut benar benar berkompeten dan berwenang karena :
1.Telah menempuh pendidikan formal Ortotik Prostetik D3 maupun Sarjana Terapan.
2.Lolos Uji Kompetensi.
3.Terdaftar secara resmi sebagai Tenaga Kesehatan Republik Indonesia dibuktikan dengan kepemilikan STR.
4.Memiliki tempat praktik maupun tempat kerja untuk melayani Bapak Ibu secara Profesional.