Awal Kehidupan yang Penuh Tantangan
Naga Naresh Karutura adalah contoh nyata bahwa semangat tidak bisa dikalahkan oleh keterbatasan. Ia lahir di desa kecil bernama Tiparru, Andhra Pradesh, India. Ayahnya bekerja sebagai sopir dan ibunya adalah ibu rumah tangga. Mereka berasal dari keluarga sederhana dan tidak memiliki latar belakang pendidikan.
Ketika Naresh berusia 10 tahun, ia mengalami kecelakaan parah. Akibatnya, kedua kakinya harus diamputasi. Rumah sakit swasta menolak merawatnya karena keluarganya tidak mampu membayar. Untungnya, sebuah rumah sakit pemerintah bersedia menolong dan menyelamatkan hidupnya.
Perjuangan Menuju Pendidikan Tinggi
Hidup tanpa kaki tentu sangat sulit, namun Naresh tidak pernah menyerah. Meskipun keluarganya miskin, ia tetap bersekolah di sekolah misi Tanuku. Di sana, ia dikenal sebagai siswa yang cerdas dan rajin. Berkat dorongan dari guru dan teman-temannya, semangat belajarnya terus menyala.
Setelah bertahun-tahun belajar dengan tekun, ia akhirnya berhasil lulus ujian IIT-JEE, salah satu ujian paling sulit di India. Ia meraih peringkat 992 secara nasional dan peringkat ke-4 di kategori disabilitas fisik. Pendidikan Naresh di IIT Madras dibiayai oleh seorang dermawan yang ia temui di kereta serta dari rumah sakit yang dulu menolongnya.
Karier dan Inspirasi
Setelah lulus dari IIT, Naga Naresh mendapat banyak tawaran kerja dari perusahaan ternama. Namun, ia memilih untuk bergabung dengan Google sebagai insinyur perangkat lunak. Pilihannya ini membuktikan bahwa ia tidak hanya pandai secara akademis, tetapi juga memiliki visi besar untuk masa depannya.
Kini, Naresh menjadi simbol harapan dan motivasi bagi banyak orang. Ia menunjukkan bahwa keterbatasan fisik bukan penghalang untuk mencapai impian besar. Tidak hanya itu, ia juga membuktikan bahwa latar belakang ekonomi tidak menentukan masa depan seseorang.
“Saya percaya, jika Anda bertekad kuat, apa pun bisa dicapai.” — Naga Naresh
===
Amanahkan kebutuhan Kaki Palsu / Kaki Tiruan/Prostesis Bapak Ibu pada Profesional Ortotis Prostetis yang Memiliki Surat Ijin Praktik (SIPOP) maupun Surat Ijin Kerja (SIKOP) Sesuai dengan PERMENKES NO 22 TAHUN 2013. Dengan memiliki SIPOP atau SIKOP, berarti Profesional tersebut benar benar berkompeten dan berwenang karena
- Telah menempuh pendidikan formal Ortotik Prostetik D3 maupun Sarjana Terapan
- Lolos Uji Kompetensi
- Terdaftar secara resmi sebagai Tenaga Kesehatan Republik Indonesia dibuktikan dengan kepemilikan STR
- Memiliki tempat praktik maupun tempat kerja untuk melayani Bapak Ibu secara Profesional





