Mirza Hussain Haidari Veteran Tanpa Kaki Temukan Hiburan di Balik Kemudi Taksi. Ranjau darat yang meledak di hadapan Mirza Hussain Haidari membuatnya menjadi difabel di sepanjang sisa hidup. Kedua kakinya tidak dapat ditolong, empat jari tangan kirinya pun rusak dan harus diamputasi. Kejadian itu dialami 5 tahun lalu dalam perang. Veteran Angkatan Darat Afghanistan ini kemudian berhenti dari militer dan mulai menjejaki kehidupan baru. “Aku kehilangan kakiku, tetapi tidak pada pikiranku,” kata Mirza Hussain Haidari.
Menjadi supir taksi adalah pilihannya untuk mencari nafkah. Beberapa modifikasi dirancang sendiri guna menyesuaikan kondisi tubuh. Taksi Toyota putih yang digunakan, pemindah giginya dibalut pita biru dan menempel pada besi penghubung kawat serta kabel. Hal ini sempat dikira bom oleh petugas polisi, namun setelah dijelaskan polisi pun mengerti.
Selain pria usia 25 ini, ada ribuan veteran perang lainnya yang juga terluka dan menjadi difabel. Beberapa dari mereka bisa mendapat pekerjaan yang baik, beberapa menjadi sumber kekaguman, dan beberapa lainnya bernasib kurang baik. Akibat perang, sebagian dari mereka pincang dengan kaki palsu atau kruk. Di rumah sakit atau pusat rehabilitasi, mereka belajar berjalan atau berpakaian sendiri. Beberapa dirawat oleh keluarga. Yang lain bertahan hidup dengan uang pensiunan militer. Beberapa lainnya mengemis atau menjual pernak-pernik dan kartu ucapan.
Olokan adalah Siksaan Seumur Hidup
Dalam kesehariannya, kadang-kadang orang mengejek Haidari atau hanya menilai dari kondisi fisik. Ada orang yang bilang tarif taksi akan lebih mahal karena mereka disupiri oleh orang tanpa kaki. “Kadang-kadang ketika orang mengolok-olok saya, saya berharap saya telah terbunuh oleh bom, karena itu adalah siksaan seumur hidup,” katanya.
Pria asal Baiman, Afghanistan ini mengatakan dia sangat kecewa. Ketika tidak ada seorang pun dari pihak militer yang menelepon untuk memeriksanya setelah Mirza Hussain Haidari terluka.Tunjangan kecil dari pemerintah, yang membantu menutupi biaya membangun rumah yang dapat diakses kursi roda sudah diterima setahun yang lalu. Tetapi Mirza Hussain Haidari masih merasa ditinggalkan.
“Saya melayani Angkatan Darat Afghanistan dan negara saya. Tetapi sekarang saya bukan siapa-siapa bagi mereka karena saya tidak bisa melakukan apa pun untuk mereka” katanya. “Mereka tidak peduli bahwa saya kehilangan kaki karena perang”. Meski begitu, Mirza Hussain Haidari bertekad untuk bertahan. Ketika Mirza Hussain Haidari melihat seorang veteran tanpa kaki di Kota Kabul menggunakan tangannya untuk mengendarai mobil modifikasi. Itu menginspirasinya untuk merancang perangkat serupa.
Hiburan di Belakang Kemudi
Haidari menghabiskan waktu tiga tahun untuk mendapatkan kursi roda bermotor dari pemerintah. Mirza Hussain Haidari juga menerima sebagian dari gaji prajuritnya. Namun, penyesalan tetap ada ketika melihat saudara laki-lakinya yang baru berusia 11 tahun terpaksa bekerja di toko roti. Kebutuhan ekonomi membuat adiknya terpaksa mencari nafkah juga ketimbang sekolah.
“Ketika saya kecelakaan dan menjadi difabel, keluarga saya yang membayar semuanya,” katanya. “Satu bom menghancurkan hidupku dan hidup keluargaku.” Tetapi dengan dukungan keluarga dan teman-temannya, Mirza Hussain Haidari telah menemukan ukuran kepuasan dalam kehidupan pasca-militernya. Mirza Hussain Haidari menemukan hiburan di belakang kemudi taksi. Mirza Hussain Haidari bermain di liga basket kursi roda dan berolahraga di klub binaraga untuk menjaga kebugaran tubuh.
“Secara fisik, saya cacat, tetapi secara mental saya baik,” katanya. “Aku kehilangan kakiku, tetapi tidak pikiranku.”
=====
Amanahkan kebutuhan Kaki Palsu / Kaki Tiruan / Prostesis Bapak Ibu pada Profesional Ortotis Prostetis yang Memiliki Surat Ijin Praktik (SIPOP) maupun Surat Ijin Kerja (SIKOP).
Sesuai dengan PERMENKES NO 22 TAHUN 2013.
Dengan memiliki SIPOP atau SIKOP, berarti Profesional tersebut benar benar berkompeten dan berwenang karena :
1. Telah menempuh pendidikan formal Ortotik Prostetik D3 maupun Sarjana Terapan.
2. Lolos Uji Kompetensi.
3. Terdaftar secara resmi sebagai Tenaga Kesehatan Republik Indonesia dibuktikan dengan kepemilikan STR.
4. Memiliki tempat praktik maupun tempat kerja untuk melayani Bapak Ibu secara Profesional
Kami siap melayani secara Profesional.
SIPOP : 010/SIPOP/33.11/XI/2017
Konsultasi gratis : 081327721518