Memiliki kekurangan fisik tidak menjadi hambatan bagi seseorang untuk berkarya dan bercita-cita. Termasuk juga Seger Suyono, seorang penyandang disabilitas yang patut dicontoh. Seger mempunyai semangat tinggi untuk menjadi orang sukses dan mandiri kendati dirinya disabilitas dan hanya duduk di kursi roda. Dia mengalami lumpuh di kedua kakinya karena saat umur 2 tahun sakit polio.
Seger merupakan salah satu sosok lulusan Panti Bina Daksa Budi Bhakti, Cengkareng, Jakarta Barat yang sukses berwirausaha. Dia tinggal di panti sejak 1994. Pria asal Lampung tersebut menghabiskan waktu satu tahun di panti. Bersama 35 temannya, Seger mendapat rekomendasi dari Dinsos Lampung untuk mendapat pelatihan di Panti Bina Daksa Budi Bhakti.
Seger kemudian menggeluti keterampilan grafika. Setelah merasa keterampilan yang dimiliki cukup, dia pun ingin mengembangkan potensinya tersebut. Dia tak menampik jika soal kebutuhan pangan dijamin selama tinggal di panti. Akan tetapi, dia ingin punya uang saku untuk masa depan. Saat hari libur tiba, Seger kerap izin keluar panti. Dirinya ingin bergaul dan punya teman di luar panti.
Bergaul di luar panti tidak sia-sia. Dia mempunyai teman bernama Azis yang percaya kepadanya untuk membantu dalam usaha percetakan dan sablon. Saat itu Seger tak memikirkan soal bayaran. Dalam benaknya bisa menerapkan ilmu yang didapatkan di panti. Seger bekerja dengan Azis selama satu tahun. Setelah itu Seger kembali kerja dengan orang lain selama satu tahun. Dia memutuskan untuk berhenti lantaran gaji yang diberikan tidak sesuai dengan perjanjian.
Dengan ilmu yang didapat, Seger memutuskan keluar dan berniat untuk membuka usaha sendiri. Dengan modal Rp 500 ribu, Seger akhirnya membuka usaha percetakan dan sablon di wilayah Cengkareng pada 1997. Kala itu, ia menggandeng teman lainnya untuk bekerja sama. Namun kerjasama itu tidak berlangsung lama karena pada akhirnya Seger berjalan sendiri. Kerja kerasnya membuahkan hasil. Dari modal yang tak seberapa, kini dia beromzet Rp 50 juta per bulan. Tempat pun saat ini sudah milik pribadi. Dia membeli tempat Rp 350 juta dengan luas 31 meter. Jika jasa percetakan dan sablon meningkat, ia pun dibantu oleh pegawai lepas. Tapi dia menyayangkan tidak ada perhatian khusus dari pemerintah untuk alumni panti.
=====
Amanahkan kebutuhan Kaki Palsu / Kaki Tiruan / Prostesis Bapak Ibu pada Profesional Ortotis Prostetis yang Memiliki Surat Ijin Praktik (SIPOP) maupun Surat Ijin Kerja (SIKOP).
Sesuai dengan PERMENKES NO 22 TAHUN 2013.
Dengan memiliki SIPOP atau SIKOP, berarti Profesional tersebut benar benar berkompeten dan berwenang karena :
- Telah menempuh pendidikan formal Ortotik Prostetik D3 maupun Sarjana Terapan.
- Lolos Uji Kompetensi.
- Terdaftar secara resmi sebagai Tenaga Kesehatan Republik Indonesia dibuktikan dengan kepemilikan STR.
- Memiliki tempat praktik maupun tempat kerja untuk melayani Bapak Ibu secara Profesional
Kami siap melayani secara Profesional.
SIPOP : 010/SIPOP/33.11/XI/2017
Konsultasi gratis : 081327721518