Subai Tetap Berjuang Bertahan Hidup Tanpa Telapak Tangan

Subai Tetap Berjuang Bertahan Hidup Tanpa Telapak Tangan. Tanpa kedua telapak tangan, tak menjadikan Subai (55) menyerah pada keterbatasannya. Setiap hari Subai berjuang bertahan hidup lewat mengumpulkan sisa-sisa panen padi yang berceceran di sawah. Di tengah keterbatasan fisiknya, Subai hidup sebatangkara dalam kondisi yang memprihatinkan, tanpa suami dan anak, semua aktivitasnya hanya dilakukan sendiri.

Tak bisa dibayangkan memang, melakukan aktivitas sehari-hari tanpa telapak tangan. Tapi itu lah yang terjadi. Lansia tersebut bisa melakukan semua nya sendiri, tanpa mengemis perhatian dari orang lain. Meski demikian, para tetangga nya tetap peduli dan merasa iba dengan kondisinya. Baginya, tak ada mimpi yang diinginkan, Kecuali bisa makan di hari selanjutnya.

“Terkadang dapat 3 kilo sebelum jadi berang kalau sudah jadi beras paling 1,5 kilo untuk di makan sendiri aja,“ ungkapnya. Subai mengatakan, sawah yang ada di dusunnya tidak setiap hari panen. Oleh karena itu, untuk kebutuhan makan sehari-hari biasanya suka diberi oleh tetangga. Diketahui, Subai tidak memiliki telapak tangan sejak lahir, sehingga dari kecil Subai sudah dibiasakan untuk hidup mandiri.

Raut wajahnya berubah jadi haru saat tim Relawan Rumah Yatim memberikan program bantuan biaya hidup, di kediamannya Kampung Karang Malang. Desa Banyu Gugur, Kecamatan Banyu Gugur Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, pada Minggu (14/6) lalu. Bantuan tersebut diserahkan untuk membantu memenuhi kebutuhannya serta menyambung hidup di hari selanjutnya.

Dari pantauan Relawan cabang Surabaya, Agus Kurnia menuturkan, Subai merupakan salah satu lansia di Dusun tersebut yang hidupnya sangat memprihatinkan. Meskipun hidup seorang diri di tengah keterbatasan fisik dan tanpa sanak saudara, tak keluar kata keluh kasah sedikitpun dari nya.

“Subhanallah, beliau tetap berusaha menjalani hidupnya. Walaupun ga punya kedua telapak tangan,” imbuhnya. Selain Subai, Rumah Yatim cabang Surabaya juga turut memberikan bantuan biaya hidup kepada 20 lansia yang tinggal di pemukiman tersebut. Menurutnya, daerah itu merupakan salah satu daerah pelosok di Situbondo. Jarak tempuhnya pun menghabiskan waktu tiga sampai empat jam perjalanan. Meski demikian, ia berharap, bantuan yang diberikan ini dapat membantu memenuhi kebutuhan biaya hidup para lansia.

=====

Amanahkan kebutuhan Kaki Palsu / Kaki Tiruan / Prostesis Bapak Ibu pada Profesional Ortotis Prostetis yang Memiliki Surat Ijin Praktik (SIPOP) maupun Surat Ijin Kerja (SIKOP).

Sesuai dengan PERMENKES NO 22 TAHUN 2013.

Dengan memiliki SIPOP atau SIKOP, berarti Profesional tersebut benar benar berkompeten dan berwenang karena :

1. Telah menempuh pendidikan formal Ortotik Prostetik D3 maupun Sarjana Terapan.

2. Lolos Uji Kompetensi.

3. Terdaftar secara resmi sebagai Tenaga Kesehatan Republik Indonesia dibuktikan dengan kepemilikan STR.

4. Memiliki tempat praktik maupun tempat kerja untuk melayani Bapak Ibu secara Profesional

Kami siap melayani secara Profesional.

SIPOP : 010/SIPOP/33.11/XI/2017

Konsultasi gratis : 081327721518

ipoedkakipalsu.com

Recent Post

Konsultasi Gratis

Silahkan hubungi kami di nomor berikut: 

081327721518