Wahyu nasipah

Semua orang pasti ingin terlahir sempurna. Tapi, kisah Wahyu Nasipah, 38, yang terlahir sebagai difabel daksa asal blitar, ini tak membuatnya menyerah menjalani hidup. Anak keenam dari tujuh bersaudara ini bahkan rela ikut pelatihan UPT Rehabilitasi Bina Sosial Bina Daksa di Pasuruan, yang merupakan milik Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi  jatim. Karena mengikuti pelatihan itu, Nasipah harus rela jauh dari keluarga untuk menimba ilmu.
Kesehariannya, dia mengikuti pelatihan kelas sulam dan batik. Mengapa dia mengikuti pelatihan itu? Nasipah hanya ingin punya skill dengan menyesuaikan kondisi tubuhnya yang memiliki keterbatasan pada tangan dan kaki.
Nasipah yang terlahir tanpa memiliki kedua tangan yang sempurna seperti orang pada umumnya. Untuk menyulam, dia memanfaatkan kedua kakinya. Tentunya, dalam proses menyulam butuh ketelitian dan kesabaran. Namun, dia mampu menyelesaikan sulaman satu tangkai bunga dalam tempo satu hari.
elas pelatihan sulam, Nasipah mengatakan, berlangsung setiap hari kerja mulai dari pagi puku 08.00-12.00. Ada 12 orang dalam kelas sulam ini. Selain sulam, materi juga diselingi dengan membatik.

===

Amanahkan kebutuhan Kaki Palsu / Kaki Tiruan/Prostesis Bapak Ibu pada Profesional Ortotis Prostetis yang Memiliki Surat Ijin Praktik (SIPOP) maupun Surat Ijin Kerja (SIKOP) Sesuai dengan PERMENKES NO 22 TAHUN 2013. Dengan memiliki SIPOP atau SIKOP, berarti Profesional tersebut benar benar berkompeten dan berwenang karena

  1. Telah menempuh pendidikan formal Ortotik Prostetik D3 maupun Sarjana Terapan
  2. Lolos Uji Kompetensi
  3. Terdaftar secara resmi sebagai Tenaga Kesehatan Republik Indonesia dibuktikan dengan kepemilikan STR
  4. Memiliki tempat praktik maupun tempat kerja untuk melayani Bapak Ibu secara Profesional



Recent Post

Konsultasi Gratis

Silahkan hubungi kami di nomor berikut: 

081327721518