Zion Clark Pegulat Freestyle yang Terlahir Tanpa Kaki. Seorang pemuda yang dilahirkan tanpa setengah badan, tanpa bagian pinggang hingga kaki ternyata memiliki semangat dan impian yang luar biasa. Walaupun dalam keadaan tidak memiliki kaki, tapi semangatnya untuk menjadi seorang atlet tidak membuatnya patah arang. Di tengah keterbatasannya, pria itu memasang impian untuk menjadi atlet pegulat gaya bebas (freestyle) di Olimpiade.
Pemuda itu bernama Zion Clark, 22 tahun, Zion Clark terlahir dengan kelainan genetik langka yang jarang sekali terjadi di dunia ini. Kelainan itu dikenal sebagai Caudal Reggression syndrom yang menghambat perkembangan bagian tulang belakang. Pria yang menetap di Amerika serikat itu menepik segala keterbatasannya dan membuktikan jika kekurangan bukan halangan untuk mengejar cita-citanya.
Terlepas dari kondisi seperti itu, pegulat kelahiran Ohio ini mengatasi segala rintangan. Dan kini tampil dalam film dokumenter Netflix dan menceritakan tentang kehidupannya. Sejak kecil, Zion Clark sering sekali mendapatkan bully dan intimidasi oleh anak-anak lain di panti asuhan karena tidak memiliki kaki. Memasuki umur 16 tahun, Zion Clark diadopsi dari panti asuhan oleh seorang ibu yang berdedikasi penuh cinta dalam merawat dan membesarkannya. Ketika dia tumbuh dalam pengasuhan ibu angkatnya, Kimberlii, wanita itu senantiasa mendukung dan menghiburnya.
Berkat dukungan Kimberlii untuk kecintaannya pada atletik. Zion Clark kini semakin dekat dengan cita-citanya menjadi pegulat freestyle pro paling sukses di dunia. Diketahui, Zion Clark telah menekuni bergulat sejak kecil. Zion Clark berkata, “Saya mulai bergulat di kelas dua. Ketika saya masih kecil, beberapa pertandingan pertama, saya tidak tahu apa yang harus dilakukan dan begitu juga lawan saya”. Zion juga mengungkapkan beberapa lawan mainnya acapkali takut untuk bertarung dengannya, lantaran ia memiliki fisik seperti itu. “Ada beberapa anak takut untuk bergulat dengan saya. Saya juga begitu, saya takut untuk bergulat dengan mereka. Saya tidak tahu apa yang perlu saya lakukan”.
Keinginan serta ketekunan yang kuat membuat Zion terus mencoba tanpa henti demi meraih cita-citanya. “Saya mengadaptasi gulat saya dengan banyak coba-coba. Saya menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mencari tahu apa yang akan berhasil. Usahanya tak sia-sia “Kini aku berlatih dua kali sehari, sekitar enam hari seminggu. Ini melelahkan tapi jalan hidup pilihanku. Dilahirkan tanpa kaki tak menghentikanku dari melakukan apa yang kuinginkan”.
Tahun-tahun awal sekolah pun sangat sulit bagi Zion karena harus menghadapi bullying yang kerap kali diterimanya. Zion pun tak jarang dibuat marah. “Orang-orang mengejek karena aku tidak punya kaki,” katanya. “Dan cara terbaik menghadapinya ternyata menjadikan kebencian sebagai motivasi untuk maju.” Bagi Zion, kini pelaku bully adalah ‘penggemar fanatik’ yang mendukungnya untuk melakukan yang lebih baik. “Saat masuk perguruan tinggi aku akhirnya bisa melakukan semua yang kuinginkan dan semangat terbesarku adalah ibu dengan pandangan positifnya”. Zion mengungkapkan hubungannya kepada sang ibu angkat sangatlah dekat. Sejak saat itu ia terus mendapat tempat di universitas dan memuji dukungannya kepada ibu angkatnya. Yang ia sebut “wanita terhebat” yang ia kenal.
Zion sekarang melatih dan bekerja melalui kariernya dan menetapkan sasarannya gulatnya lebih tinggi lagi. Ia terus berlatih di universitas, kerap kali ia melihat tempat itu sebagai tempat atlet Olimpiade dengan tim AS. Mencintai gulat dengan dukungan keluarganya, Zion bertekad menjadi pegulat professional. Dia melanjutkan: “Impian dan ambisiku? Suatu hari, untuk menjadikan tim Olimpiade dan menjadi salah satu pegulat freestyle terbaik di dunia”. Tutup Zion dikutip dari Daily Star.
=====
Amanahkan kebutuhan Kaki Palsu / Kaki Tiruan / Prostesis Bapak Ibu pada Profesional Ortotis Prostetis yang Memiliki Surat Ijin Praktik (SIPOP) maupun Surat Ijin Kerja (SIKOP).
Sesuai dengan PERMENKES NO 22 TAHUN 2013.
Dengan memiliki SIPOP atau SIKOP, berarti Profesional tersebut benar benar berkompeten dan berwenang karena :
1. Telah menempuh pendidikan formal Ortotik Prostetik D3 maupun Sarjana Terapan.
2. Lolos Uji Kompetensi.
3. Terdaftar secara resmi sebagai Tenaga Kesehatan Republik Indonesia dibuktikan dengan kepemilikan STR.
4. Memiliki tempat praktik maupun tempat kerja untuk melayani Bapak Ibu secara Profesional
Kami siap melayani secara Profesional.
SIPOP : 010/SIPOP/33.11/XI/2017
Konsultasi gratis : 081327721518