Musibah yang menimpa Tarjono Slamet, puluhan tahun silam membuatnya harus kehilangan kaki kiri. Dia pun sempat kehilangan harapan hidup. Seiring berjalannya waktu, semangatnya pun kembali. Bahkan lewat bisnis kecil yang dibangunnya, dia mampu memberdayakan ratusan difabel melalui produk rakitan mereka yang mendunia.
Pada 1990, Tarjono Slamet bersama tiga rekan kerjanya di Perusahaan Listrik Negara (PLN) memanjat sebuah trafo yang butuh diperbaiki. Tiba-tiba bunyi ledakan memekakkan telinganya dan kilat sambaran listrik menyambar seluruh tubuhnya. Disaat itu juga Slamet kehilangan kaki kirinya. Sejak tubuhnya tak lagi utuh, perusahaan menawarkan dia untuk pindah bekerja ke bagian administratif. Akan tetapi Slamet menolak tawaran itu dan Slamet pun memutuskan keluar dari pekerjaannya di Klaten, Jawa Tengah.
Kehilangan pekerjaan membuat Slamet harus pulang ke kampung halaman di Batang, Jawa Tengah. Kepulangannya disambut simpati. Akan tetapi simpati itu juga dibuntuti oleh stigma yang tak menyenangkan. Beberapa warga menganggap dirinya sudah tidak bisa melakukan apapun karena dia menjadi difabel. Kala itu semua emosi negatif bercampur dan bergejolak di hati Slamet. Tetapi dia lantas teringat wajah dua rekannya yang meninggal dunia saat musibah trafo meledak itu terjadi. Dia seakan menerima pesan dari Tuhan bahwa apapun yang terjadi dia harus melanjutkan hidupnya.
Berkat keuletannya, Slamet dikirim ke Auckland, Selandia Baru untuk mengikuti beasiswa kuliah di jurusan Kesejahteraan Sosial. Sepulangnya dari Auckland, pada 2003, ilmu bisnis, pemasaran dan penggalangan dana itu dia gunakan untuk merintis bisnisnya yang bernama CV Mandiri Craft. Dia mengajak 25 rekan difabel di Yakkum untuk merealisasikan ide bisnis mainan anak.
Mainan anak yang dibuatnya berbahan kayu berkualitas dengan cat antiracun sehingga aman untuk anak-anak. Beberapa mainan yang dibuatnya antara lain puzzle dan balok untuk menyusun bangunan. Seluruh pengrajin mainan edukatif berbahan kayu dari CV Mandiri Craft adalah orang-orang dengan berbagai ragam disabilitas. Mulai dari penyandang disabilitas fisik, penyandang tuli dan netra, hingga penyandang disabilitas intelektual.
=====
Amanahkan kebutuhan Kaki Palsu / Kaki Tiruan / Prostesis Bapak Ibu pada Profesional Ortotis Prostetis yang Memiliki Surat Ijin Praktik (SIPOP) maupun Surat Ijin Kerja (SIKOP).
Sesuai dengan PERMENKES NO 22 TAHUN 2013.
Dengan memiliki SIPOP atau SIKOP, berarti Profesional tersebut benar benar berkompeten dan berwenang karena :
- Telah menempuh pendidikan formal Ortotik Prostetik D3 maupun Sarjana Terapan.
- Lolos Uji Kompetensi.
- Terdaftar secara resmi sebagai Tenaga Kesehatan Republik Indonesia dibuktikan dengan kepemilikan STR.
- Memiliki tempat praktik maupun tempat kerja untuk melayani Bapak Ibu secara Profesional
Kami siap melayani secara Profesional.
SIPOP : 010/SIPOP/33.11/XI/2017
Konsultasi gratis : 081327721518